PENDAHULUAN
Pemuda adalah satu tahapan dari manusia yang
mana pada masa tersebut, manusia berpikir kritis dan segar dalam pemikirannya
serta berprinsip untuk mempertahankan ideologi. Pemuda dalam kajian psikologi
adalah suatu tahap di mana seseorang itu berada dalam masa remaja yaitu antara
14-21 tahun. Hal itu dikemukakan oleh folosof Aristoteles.
Merujuk pada pendapat Mantessori, usia 12-18 tahun
adalah periode penemuan diri dan kepekaan sosial dan pada usia 18 tahun ke atas
adalah periode pendidikan tinggi. Berbeda lagi menurut pandangan J.J. Rousseau
yang berpendapat bahwa seseorang pada usia 12-15 tahun adalah masa pendidikan
akal sementara usia 15-20 tahun adalah masa pembentukan watak dan agama. Dalam
konteks nasionalisme, pemuda adalah orang yang dengan jiwa muda membela tanah
airnya sendiri serta menjunjung tinggi nasionalisme terhadap tanah air.
Pemuda
sebagai generasi
penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga,
selalu diidentikan dengan perubahan betapa tidak, peran pemuda dalam membangun
bangsa ini sangat besar, peran pemuda dalam menegakkan keadilan, peran pemuda
yang menolak kekuasaan dan tirani.
Sejarah telah mencatat kiprah
pemuda-pemuda yang tak kenal waktu yang selalu berjuang dengan penuh semangat
biarpun jiwa raga menjadi taruhannya. Indonesia merdeka berkat pemuda-pemuda
Indonesia yang berjuang seperti Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Bung
Tomo dan lain-lain dengan penuh semangat perjuangan.
Satu tumpah darah, satu bangsa dan
satu bahasa merupakan sumpah pemuda yang di ikrarkan pada tanggal 28 Oktober
1928. Begitu kompaknya pemuda Indonesia pada waktu itu, dan apakah semangat
pemuda sekarang sudah mulai redup, seolah dalam kacamata negara dan masyarakat
seolah-olah atau kesannya pemuda sekarang malu untuk mewarisi semangat
nasionalisime. Hal tersebut di pengaruhi oleh Globalisasi yang penuh dengan
tren.
1. PERANAN PEMUDA DAN MAHASISWA DALAM KEMAJUAN BANGSA (SEBELUM ZAMAN KEMERDEKAAN)
Di era Reformasi, para pemuda khususnya mahasiswa selalu berperan dalam
perubahan negeri ini. Berbagai peristiwa besar identik dengan peran pemuda dan
mahasiwa didalamnya.
Dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, gerakan pemuda dan mahasiswa sering
menjadi tombak perjuangan nasional. Beberapa Gerakan pemuda dan Mahasiswa yang
dicatat di dalam sejarah adalah sebagai berikut :
- Budi Utomo
- Sumpah Pemuda
- Perhimpunan Indonesia
- Peristiwa Rengasdengklok
Sejarah panjang gerakan pemuda dan mahasiswa merupakan salah satu bukti
eksistensi dan tanggung jawab sebagai rakyat Indonesia dalam memberikan
perubahan dan memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia.
2.
PERANAN PEMUDA DAN MAHASISWA DALAM KEMAJUAN BANGSA (SETELAH ZAMAN KEMERDEKAAN).
Melihat dari uraian sejarah perjuangan para pemuda pada masa penjajahan, seharusnya kaum muda pada masa kini menjadi penerus dari pada perjuangan kaum muda dahulu. Jika kaum muda dahulu begitu gigih dalam perjuangannya untuk merdeka dan bebas dari belenggu penjajah, pemuda di masa sekarang juga harus gigih untuk mengaktualisasikan kemerdekaan menjadi pilar kemajuan bangsa.
Melihat dari uraian sejarah perjuangan para pemuda pada masa penjajahan, seharusnya kaum muda pada masa kini menjadi penerus dari pada perjuangan kaum muda dahulu. Jika kaum muda dahulu begitu gigih dalam perjuangannya untuk merdeka dan bebas dari belenggu penjajah, pemuda di masa sekarang juga harus gigih untuk mengaktualisasikan kemerdekaan menjadi pilar kemajuan bangsa.
Bagi bangsa Indonesia, faktor pemuda merupakan
wujud kekuatan potensial yang selalu menunjukkan kehadirannya dalam seriap
peristiwa sejarah perjuangan bangsa. Kualitas pemuda ialah investasi utama bagi
bangsa untuk memenuhi tuntutan politik dalam lingkungan globalisasi yang kian
tak terelakkan.
Sejarah telah mencatat bahwa kaum muda juga
berperan dan berpartisipasi aktif dalam setiap gerakan politik untuk mencapai
cita-cita kemerdekaan bangsa dan negara. Sebagai contoh, Soekarno aktif dalam
gerakan politik ketika ia baru berusia 16 tahun dan masih duduk di bangku HBS.
Begitu juga dengan Moh. Hatta yang juga aktif sejak masih belia (muda). Bahkan
Syahrir ketika aktif di Bandung memimpin “Golongan Merdeka”, baru berusia 23
tahun, dan menjabat sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia yang pertama
ketika masih berusia 35 tahun.
Pemuda sekarang harus lebih maju dan gigih dalam memperjuangkan kemajuan bangsa. Sosok pemuda ideal bagi bangsa Indonesia adalah sosok pemuda yang berjiwa nasionalis, yang mempunyai cita-cita tinggi untuk kemajuan bangsa, dan Pemuda yang seperti itu adalah sosok yang Progressive-Revolusioner
Berbagai permasalahan generasi
yang muncul pada saa ini antara lainsebagai berikut:
- Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat, termasuk jiwa pemuda.
- Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
- Belum seimbang antara jumlah generasi pendidikan yang tersedia, baik yangformal maupun nonformal. Tingginya jumlah putus sekolah karena berbagai sebab bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
- Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran di kalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya prokdutivitas oleh nilai-nilai (kekuasaan, rakyat, dan sebagainya).
Kita mengenal kata-kata
seperti “Pemuda harapan bangsa”, “pemuda milik masa depan bangsa”. Kalau
ditinjau dari segi objektif, erumusan yang
riil berdasarkan patokan yang dapat dipergitungkan, seperti kesamaan umur,
atau segi kependudukan, pembagian umur antara 15 sampai 25 tahun, sering dihitung sebagai
pemuda, sedangakn dari segi sosiologis dan historis, di sini lebih menekankan
kepada nilaisubjektif, atas dasar tanggapan masyarakat dan kesamaan pengalaman
historis. Perubahan sosial, memang di tandai oleh terjadinya kepentingan hubunganantar generasi yang dapat mengganggu system komunikasi
yang efektif antar generasi. Perbedaan
pengalaman historis yang pokok adalah penting. Dalam halini proses perubahan
tersebut di tandai adanya konflik generasi. Generasi muda sedikit mempunyai rasa
kepentingan terhadap struktur sosial lama, dan karenamakin lebarnya system sosialisai
yang berupa lembaga pendidikan atu sekolah. Dengan demikian, rasa
kesesuaian dan kesamaan makin meluas. Kita tahu bahwamasalah generasi muda dan pemuda adalah universal. Artinya, intensitas
yang berbeda-beda dapat terjadi di mana- mana dan pada
setiap saat. Namun, berkembangnya teknologi akan meningkatkan proses. Dalam suasana
seperti ini, kepentingan generasi makin menonjol sehingga terjadinya peralihan,
terlalu cepatuntuk dapat di kejar oleh kemampuan sosial.Dalam hal mendewasakan
mahasiswa, pemerintah telah merintis beberapa kegiatan
yang memberikan kemungkinan bagi para mahasiswa untuk mendewasakan diri
dengan pendekatan inter disiplinerdan berhubungan langsung dengan masyarakat, tetapi bermanfaat bagi
masyarakat. Disamping itu, banyak dijumpai
kegiatan-kegiatan yang membentuk kepribadian dan keterampilan pemuda,
b.
Reposisi Gerakan Pemuda
Gerakan pemuda sebagai gerakan civil society, akan terus menempatkan pemuda pada posisi pelatuk sekaligus pengawal perubahan. Semangat inilah semestinya terus terjaga dalam setiap gerakan kepemudaan. Indefendensi sebagai pilihan semangat gerakan pemuda dan kemandirian sebagai jiwanya, tidak boleh luntur dalam diri setiap gerakan pemuda.
Pemuda jika didefinisikan sebagai masyarakat (social human) yang memiliki kesadaran organik dan senantiasa bergerak dalam kerangka kelembagaan, pada era desentralisasi ini, semestinya pemuda dapat menginternalisasi kembali efektifitas gerakannya. Sebagai jawaban atas peran apa yang semestinya diambil oleh pemuda dalam mengisi pembangunan daerah, pemuda perlu mereposisi dan mendefinisikan ulang gerakannya. Posisi pemuda yang sangat strategis dalam pembangunan daerah, lebih jauh harus diturunkan dalam bentuk lebih nyata. Seperti sifat, “primordialnya” (lahiriahnya) pemuda yang pada puncak mobilitas gerakan paling tinggi, sangat berpeluang mengisi peran perekat antar wilayah. Peran mengintegrasikan elemen masyarakat daerah dalam pembangunan juga menjadi pilihan yang seharusnya mampu dilakukan dengan baik. Pola gerakan yang memadukan antara mobilisasi kepentingan masyarakat kedalam kebijakan pembangunan daerah (pendampingan/pemberdayaan) politik masyarakat lokal, dan Kontrol sekaligus peningkatan kapasitas aparat pemerintah daerah, tidak mustahil untuk menjadi pilihan gerakan pemuda pada tingkat lokalitas.
c. Pemuda dan Pembangunan Daerah.
Sejalan dengan semangat desentralisasi, dengan pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang lebih luas kepada pemerintah daerah, membuka kesempatan bagi setiap masyarakat mengisi pembangunan daerah. Pemuda sebagai elemen penting masyarakat dalam pembangunan daerah, sudah sepatutnya memaknai dan mewarnai setiap kebijakan pembangunan daerah. Disinilah pentingnya pemuda memposisikan diri dan mengambil peran-peran strategis dalam pembangunan daerah saat ini.
Dalam jejak rekamnya, pemuda acapkali dalam posisi sebagai pelopor pembaharuan, pelatuk perubahan sekaligus pengawal perubahan. Semangat perubahan yang menjiwai semangat desentralisasi mestinya menemukan titik yang sama dengan peran yang telah melekat dalam diri pemuda. Menterjemahkan peran-peran strategis yang memberi konstribusi bagi percepatan pembangunan daerah menjadi pilihan yang tidak boleh berlalu tanpa pemaknaan dari pemuda. Praktek desentralisasi yang acapkali tidak tepat diterjemahkan oleh pemerintah daerah, perlu terus mendapat kontrol dari masyarakat. Maka, Pilihan sebagai oposisi (pengontrol kebijakan)dalam setiap kebijakan pembangunan daerah juga merupakan pilihan strategis bagi pemuda.
Sepatutnya, pemuda tidak lagi hanya dalam posisi berpangku tangan atau menunggu inisiasi dari pemerintah daerah untuk bersama-sama berperan mengisi pembangunan daerah. Menginisiasi dan mendorong konsep pembangunan daerah dalam era desentralisasi ini, sangat terbuka bagi pemuda. Pemuda yang mampu membaca tanda-tanda zamannya, seyogyanya telah berada pada pilihan penguatan kelembagaan lokal, guna mendorong kesadaran semua elemen masyarakat tuk terlibat aktif mendorong percepatan pembangunan daerah.
Akhirnya, pemuda harus menyadari bahwa, harapan dan cita-cita kemerdekaan akan kedaulatan sepenuhnya untuk rakyat, dengan semangat demokrasi oleh dan untuk rakyat, di era desentralisasi ini, ada dipundak para pemuda.
d.
Pemuda dan Pembangunan Bangsa.
“Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku
guncangkan dunia”, itulah perkataan founding father Presiden Pertama Republik Indonesia yang menegaskan betapa pentingnya peran pemuda dalam kemajuan Bangsa dan Negara. Generasi muda harus memunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, dan memiliki kepribadian tinggi, semangat Nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent Of Change, Moral Force adn Social Control, sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi Bangsa dan Negara.
Referrensi;